PENTINGNYA KECAKAPAN LITERASI BACA TULIS ABAD KE-21

PENTINGNYA KECAKAPAN LITERASI BACA TULIS ABAD KE-21

Literasi baca tulis dalam deklarasi UNESCO terkait dengan kemampuan untuk mengidentifikasi, menentukan, menemukan, mengevaluasi, menciptakan secara efektif dan terorganisasi, menggunakan dan mengkomunikasikan informasi untuk mengatasi bermacam macam persoalan.  Dalam Peta jalan Gerakan Literasi Nasional (GLN), literasi baca tulis diartikan sebagai pengetahuan dan kemampuan membaca dan menulis, mengolah dan dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis, serta kemampuan menganalisis, menanggapi dan menggunakan bahasa.

Keterampilan abad 21 dikenal dengan 4C mencakup Communication, Collaboration, Critical thingking and problem solving, dan Creativity and innovation. Kecakapan Literasi baca tulis dibutuhkan.dalam mewujudkan keterampilan 4C.  Kecakapan ini hanya dapat diperoleh jika dilakukan pembiasaan dan harus dilakukan oleh setiap orang dengan kesadaran akan tujuan penting dari literasi. Program literasi ditanamkan di bangku sekolah, sehingga guru menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan dan penanaman budaya literasi pada anak. Program program literasi yang dilakukan di sekolah diharapkan dapat membentuk siswa menjadi pribadi berkarakter dan memiliki mental yang selalu siap mengolah ilmu pengetahuan.

Menuju abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah hal yang tampak sangat menonjol, begitupula dengan perkembangan arus informasi, dengan literasi baca tulis setiap orang diharapkan dapat ikut dalam perkembangan. Literasi baca tulis dapat dilakukan dengan beberapa kegiatan di sekolah. Literasi baca tulis efektif dilakukan di sekolah baik dalam kegiatan pembelajaran maupun dalam kegiatan ekstrakurikuler serta kegiatan pembiasaan pada anak. Bentuk kegiatan literasi yang dapat dilakukan dalam kegiatan pembelajaran adalah dapat dengan meminta anak membaca materi berkaitan dengan pelajaran yang akan diterimanya sebelum memulai pelajaran. Anak dapat diminta untuk menulis resume dari bacaan yang dikajinya, kemudian anak dapat diminta untuk menyampaikan kembali atau mengkomunikasikan hal yang telah dibacanya. Anak dapat pula diajak untuk mengkaitkan materi yang dibacanya dengan materi yang telah dipelajari sebelumnya.

Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, guru dapat menvariasikan model model pembelajaran yang mendukung anak untuk melakukan kegiatan literasi. Jika anak mulai terlihat enggan untuk membaca buku maka sumber belajar dapat diganti dengan video, animasi ataupun simulasi. Anak dapat pula diberikan pertanyaan ataupun pernyataan yang membuat anak “penasaran” untuk mencari jawaban dengan mengkaji sumber belajar.

  • Bagikan:

Galeri dan Dokumentasi